Getuk Nyimut Khas Kudus Citarasa Masa Lalu yang Nikmat

Selain punya berbagai destinasi wisata Kabupaten Kudus Jawa Tengah pun tak ketinggalan soal kulinernya, jadi kalian berkunjung ke Kudus pastinya kalian terbayang jenang Kudus, Soto kudus, Lentog tanjung, dan yang lainnya yang sudah banyak di kenal oleh masyarat, namun tidak hanya makanan berat yang menjadi makanan khas kota kretek ini, karena di utara kota Kudus tepatnya di lereng Muria juga memiliki aneka jajanan tradisional yang cukup menggugah selera pada wisata kuliner, yang berlokasi di desa Kajar kecamatan Dawe kabupaten Kudus.

Getuk namanya, apakah kalian tau apa itu getuk? Getuk adalah salah satu jenis makanan tradisional yang sangat populer pada masa lalu, yaitu di masa penjajahan, orang jawa terkenal dengan makanan getuknya. Getuk Kudus ini sangat berbeda dengan getuk yang berada di daerah lainnya, biasanya getuk didaerah lain menyajikannya dengan parutan kelapa. Namun cita rasa gethuk khas kudus berikut berbeda dengan ciri-ciri yang telah disebutkan.

Gethuk tersebut dikenal dengan gethuk nyimut yang konon diperoleh ketika dulu pas ada orang China yang membeli getuk lantas ia menyebutnya dengan getuk imut, mungkin melihat dari bentuknya yang kecil dan imut, sebutan inilah yang dipakai dan dikenal banyak orang yang tidak hanya dari kudus sendiri melainkan dari luar kudus pun menyebutnya dengan sebutan nyimut, mungkin dengan namanya yang lucu membuat mereka penasaran dengan rasa getuk ini.

Kali ini, saya akan bercerita mengenai ‘Gethuk Coklat Pak San’, Pada hari jum’at tanggal 27 maret 2020 sekitar pukul 14.00 saya dan teman-teman ingin makan gehuk coklat, tanpa piker panjang saya dan teman-teman langsung bergegas menuju lokasi gethuk coklat tersebut, jarak yang saya tempuh kurang lebih 16 km dari desa ngembal kulon,jati,kudus.

Di perjalanan saya melihat pemandangan yang sangat indah dan udara yang sejuk karena dipenuhi beberapa pepohonan. Perjalanan panjang yang kulalui aku melihat beberapa warung gethuk yang berjajar,ada yang menggunakan gazebo,lesehan, dan juga lincak namun aku dan teman-teman lebih memilih ‘Pondok getuk coklat Pak San’ yang kerap dikunjungi para pelanggan.

Konon di tempat itu terdapat cita rasa yang sangat khas karena penyajian makanannya yang memakai tempat yang bernama tambir kecil yang dilapisi dengan kertas minyak dan juga beberapa tempat atau gazebo yang terdapat banyak stop kontak yang di sediakan untuk pengunjung dan juga terdapat taman kecil yang membuat suasana tempat menjadi sangat indah di pandang membuat santai dan nyaman untuk kumpul bersama teman-teman. Sesampainya di situ saya dan teman-teman langsung memilih tempat duduk yang bertepatan pada gazebo nomer satu yang menghadap barat,lokasi yang saya pilih denggan teman-teman sangat strategis karena tempat yang sangat dekat dengan lokasi pemesanan,dan tidak terlalu jauh juga dengan lokasi tempat parkir.

Sebelum kami memesan beberapa makanan yang akan kami santap saya dan salah satu teman saya merasa keppo dengan tempat yang seindah ini, sehingga kami pun mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemilik warung yang bernama ‘Pak Kamisan’ yang terkenal dengan nama pak San.

Hal pertama yang kuajukan adalah mengenai tahun pendirian warung ini hingga menjadi warung yang besar dan dipenuhi gazebo-gazebo yang banyak, kemudian pak San menjawab dengan nada yang tegas bahwa pendirian warung ini dimulai pada tahun 2015, berarti kalo dihitung-hitung sudah lima tahun warung ini berdiri namun sudah selebar dan seluas ini batinku.

Kemudian pertanyaan yang selanjutnya kuajukan adalah mengenai ketertarikan pak San dalam mendirikan warung gethuk ini, lalu disesi ini pak San menjawab dengan bernostalgia tentang masalah zaman dahulu yang beralasan bahwa untuk menguri-nguri makanan zaman dahulu yang identik dengan ketela apalagi makanan jenis ini sudah dikenal sejak berabad-abad lamanya, dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin banyak tambahnya.

Setelah mengetahui alasan dan tahun keberadaan warung ini semakin membuat saya kepo akan cara pembuatan gethuk isi coklat dan gula hingga bisa memikat hati pelanggan yang banyak dan tidak akan berpaling dengan yang lain, disitulah pak San tidak segan-segan untuk membagi ilmunya lalu beliau menceritakan dengan detail yaitu (1), singkong dikupas lalu di cuci bersih, (2), singkong di rendam semalaman dengan air, lalu keesokan harinya singkong di bilas dengan air bersih, (3), lalu singkong direbus kurang lebih selama 30 menitan, jika sudah matang singkong di angkat, (4), kemudian singkong ditumbuk dengan lumpang namun sebelum di tumbuk singkong di pisahkan dengan seratnya dulu dan kemudian baru di tumbuk, pada saat menumbuk singkong tersebut di beri tepung dan garam sedikit agar getuk menjadi lebih enak,citra rasa pada singkong yang di tumbuk dengan tangan dan yang pakai mesin rasanya jauh berbeda, getuk yang di tumbuk langsung jauh lebih enak dari pada yang pakai mesin (5), setelah di tumbuk sampai halus, getuk di gulung membulat dengan diisi rasa gula maupun coklat setelah di gulung getuk langsung di goreng sampai matang, adapun ciri khas menggoreng disini masih kuno dengan menggunakan kayu dan getuk di goreng selama 30 menitan lalu di bolak balik agar tidak gosong.

Dengan melalui proses yang sangat panjang itu, menutut kemungkinan bahwa harganya tinggi alias mahal. Namun ternyata harganya sangat terjangkau dan pas dikalangan anak muda, yaitu dengan merogoh uang 10.000 rupiah saja bisa mendapatkan sajian satu porsi isi 10 dengan beberapa farian, getuk nyimut ini biasanya sering disajikan dengan secangkir kopi hitam yang katanya mempunyai citra rasa tersendiri,dua menu itu saling melengkapi satu sama lain. rasa getuk nyimut yang empuk di padu dengan kopi manis,keduanya tidak pernah membohongi lidah yang merasakan.

Selain getuk coklat dan gula tersebut, disana juga menyediakan makanan lainnya di antaranya nasi pecel, nasi geprek, bakwan atau menduwan, ceker, penthol dan yang lainnya. Adapun minumannya adalah kopi, nutrisari, sirup, jeruk dan lain-lain yang disajikan sesuai kehendak pelanggan seperti disajikan dalam bentuk hangat maupun dingin.

Setiap hari Pak San berpenghasilan bersih, kurang lebih tiga ratus ribu sampai empat ratus ribu per harinya pada hari biasa beda lagi dengan tanggal merah penghasilannya bisa mencapai dua sampai tiga kali lipat perharinya. Warung getuk nyimut mulai buka sekitar pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB. Tergantung jumlah kesediaan getuk. Untuk produksi sendiri biasanya setiap produksi menghabiskan satu karung singkong.

sumber : https://www.patinews.com/getuk-nyimut-khas-kudus-citarasa-masa-lalu-yang-nikmat/