Kudus- Kelompok KKN IK IAIN Kudus pada 05 September 2022 menjalankan salah satu program kerjanya dengan memberikan perhatian pada jejak sejarah yang ada di Desa Ngembalrejo, Bae, Kudus yang terfokus pada napak tilas sesepuh yang ada di Desa Ngembalrejo, Bae, Kudus. Pada kesempatan ini KKN-IK IAIN Kudus di Ngembalrejo napak tilas salah satu tokoh agama yakni Simbah Kalamuddin. Dalam mengetahui jejak sejarah Mbah Kalamuddin, KKN-IK IAIN Kudus melakukan wawancara secara langsung kepada juru kunci yang menjaga dan mengurusi makam Simbah Kalamuddin yakni bapak Masturi
Menurut penuturan bapak Masturi selaku juru kunci makam Mbah Kalamuddin, beliau memaparkan bahwasannya Simbah Kalamudin merupakan tokoh yang menyebarkan Agama Islam di Desa Ngembalrejo Bae Kudus, khususnya di dukuh Kauman Lor. Pada mulanya Simbah Kalamudin yang berasal dari banten mendapatkan anugerah untuk menerima sebidang tanah yang cukup luas namun masih berupa hutan belantara dari Panembahan Senopati pada masa kerajaan Brawijaya.Simbah kalamudin memulai babat alas sehingga daerah babatan menjadi suatu wilayah yang menjadi desa Ngembalrejo. Ngembalrejo berasal dari kata “kembal” yang berarti hutan belantara dan “rejo” yang berarti makmur. Dalam menyebarkan Agama Islam simbah Kalamudin menggunakan metode ceramah kepada masyarakat sekitar dengan ditemani tangan kanannya yang Bernama Mbah Gimbal dan Juru Masak yang bernama Siti Arofah. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam proses dakwah beliau hingga banyak sekali santri yang mengikuti dakwah beliau dan ikut mengabdikan diri kepada beliau.
Bapak Masturi juga menuturkan bahwa saat Mbah Kalamuddin berjuang untuk menyebarkan agama Islam beliau terbunuh di tangan orang Mataram dengan berlatar belakang agar agama Islam tidak berkembang. Disaat yang bersamaan beliau terbunuh bersamaan dengan Juru masaknya yang bernama Ibu Siti Arafah beserta ajudannya yang namanya terkenal dengan sebutan Mbah Gimbal. Untuk mengenang perjuangan syiar simbah Kalamuddin masyarakat desa ngembalrejo mengadakan acara buka luwur, acara ini merupakan serangkaian acara mengganti kain mori yang terdapat di bagian luar makam. Buka luwur ini diadakan setiap bulan suro antara tanggal 16 atau 17. Disamping kegiatan itu masyarakat juga mengadakan kegiatan istighosah yang dilakukan setiap malam sabtu kliwon.
“Kalau ingin ditemui Simbah Kalamuddin dapat melakukan tirakat berupa dzikir dengan baacan seperti dzikir pada umumnya yang dilakukan pada malam selasa,” tutur bapak MS. Beliau juga menambahkan jikalau pernah ada orang yang menemui beliau dan mengajak ziarah langsung ke makam, hal ini tidak lain orang tersebut mendapat dawuh dari habib Luthfi Pekalongan. Pada saat itu tepat pukul 23.00 WIB orang tersebut melakukan ziarah Bersama juru kunci makam mbah Kalamuddin beliau bapak Masturi. Setelah orang tersebut selesai melakukan ziarah. Orang itu ditemui dengan sosok ular yang menjelma menjadi sebuah pusaka. Konon katanya pusaka itu dari simbah Kalamuddin.
Kini, makam Simbah Kalamuddin di rawat oleh struktur organisasi yang telah dibentuk masyarakat. Disamping itu, dalam hal pembangunan renovasi makam simbah Kalamuddin, menurut penuturan Bapak Masturi selaku juru kunci makam Simbah Kalamuddin sumber dana berasal dari dana swadaya masyarakat setempat.
Tujuan kelompok KKN-IK IAIN Kudus napak tilas makam Simbah Kalamuddin di Dukuh Kauman Lor, Desa Ngembalrejo, Bae, Kudus ini tidak lain sebagai bentuk perhatian akan jejak sejarah tokoh agama yang ada di desa Desa Ngembalrejo, Bae, Kudus.